Rabu, 01 Mei 2013

BAGAIMANA CARA MEMBUAT BATIK TULIS ? RUMITKAH ?

Pada dasarnya proses pembuatan batik tulis dilakukan dengan ditulis tangan demi menjaga nilai seni tradisional dan warisan sejarah. Hal ini tentunya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses pembuatan batik tulis. Banyak yang tidak percaya bahwa proses pembuatan batik tulis bisa memakan waktu 1 hingga 3 bulan. Kenapa bisa demikian? dibawah ini kami akan jelaskan sedikit tentang  Proses pembuatan batik tulis :

Alat- alat yang diperlukan dalam proses pembuatan batik tulis

Canting
Canting adalah alat untuk membatik yang digunakan untuk membuat pola dari motif batik tulis. Biasanya terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai paruh burung.
Gawangan
Gawangan adalah tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik. Fungsinya agar pengrajin batik tulis dapat dengan mudah membuat pola motif batik tulis. Gawangan dapat terbuat dari kayu atau bambu.
Wajan
Berupa wajan kecil untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa terbuat dari tembaga atau tanah liat.
Anglo / kompor kecil
Anglo digunakan untuk memanaskan wajan.
Malam/lilin
Malam batik tulis terbuat dari campuran berbagai jenis bahan yang berupa gondorukem, lemak minyak kelapa, dan parafin.
Bahan pewarna
Biasa juga disebut sebagai wedel atau tom. Untuk pembuatan batik tulis, umumnya menggunakan pewarna alam.

Proses pembuatan batik tulis adalah sebagai berikut :

1. Pengloyoran
Proses awal pembuatan batik tulis disebut dengan pengloyoran. Pengloyoran adalah pencucian bahan kain dengan tujuan untuk mendapatkan daya serap warna yang lebih baik sehingga warna dapat lebih tajam. Selain itu pengloyoran juga bertujuan untuk melembutkan kain serta menjaga kondisi benang dalam keadaan baik.

2. Nyorek / mola
Proses berikutnya dari pembuatan batik tulis adalah Nyorek atau mola. Proses ini adalah menggambar motif dasar dan pola batik tulis diatas kain dengan menggunakan pensil ataupun arang kayu sebagai dasar untuk membuat pola batik tulis. Terkadang Nyorek bisa langsung menggunakan canting diatas kain sesuai dengan pola batik tulis yang diinginkan. Proses ini bisa memakan waktu berjam-jam hingga beberapa hari tergantung tingkat kerumitan pola batik tulis.

3. Nyanthing
Proses pembuatan batik tulis selanjutnya adalah Nyanthing. Proses ini menggunakan lilin panas dengan menggunakan canting untuk membuat outline (nglowong) dan diakhiri dengan pembuatan detil motif batik tulis (isen-isen). Dalam proses ini dikenal tahapan dalam istilah jawa Ngengrengi-Nyeceki-Nembok. Karena proses ini dikerjakan secara manual dengan tangan dan biasanya setiap proses demi proses nyanthing dilakukan oleh orang yang berbeda-beda, maka proses ini akan memakan waktu yang lama, rata-rata memakan waktu satu minggu. Jika desain batik tulis rumit, bisa memakan waktu 1-3 bulan.
4. Medel
Proses pembuatan batik tulis berikutnya adalah Medel. Proses pembuatan batik tulis ini adalah mencelupkan kain batik tulis yang sudah dipola dengan lilin (malam) ke delam cairan pewarna pertama. Proses pembuatan batik tulis pada tahap pencelupan akan dilakukan beberapa kali hingga mendapatkan warna yang diinginkan.

5. Ngerok /Mbirah
Proses pembuatan batik tulis selanjutnya adalah proses ngerok atau Mbirah. Proses ini bertujuan untuk melepaskan lilin (malam) dari kain batik tulis dengan menggunakan alat bantu yang terbuat dari logam, kemudian kain batik tulis dibilas dengan air dan dijemur.

6. Mbironi
Proses pembuatan batik tulis berikutnya adalah Mbironi. Pada proses ini bertujuan untuk menutupi detil-detil corak batik tulis dengan lilin panas menggunakan canting. Proses ini juga bertujuan untuk melengkapi motif-motif batik tulis yang belum diwarnai atau disebut dengan proses Ngrining.

7. Nyoga
Proses pembuatan batik tulis selanjutnya adalah Nyoga. Proses ini pada dasarnya sama seperti proses medel pada tahap sebelumnya, namun pada proses ini dilakukan untuk menambahkan warna-warna lain pada kain batik tulis yang sudah diberi warna sebelumnya.

8. Nglorot
Apabila semua motif telah diwarnai, maka pembuatan batik tulis berikutnya adalah Nglorot. Pada proses ini bertujuan untuk menghilangkan lilin dari kain dengan cara merebus kain didalam air mendidih. Setelah itu kain batik tulis akan dibilas dengan air bersih untuk membersihkan keseluruhan kain batik tulis.

9. Penjemuran.
Proses terakhir dari pembuatan batik tulis adalah penjemuran kain batik tulis. Proses ini bertujuan untuk mengeringkan kain batik tulis yang sudah selesai dibuat sehingga dapat dipakai.




MAU PESAN KAIN BATIK TULIS ? yang elegan unik menarik klasik dengan harga terjangkau kualitas memukau
HUBUNGI :
Blackberry Pin : 300BA43D
sms / Whatsapp : 0857 420 44069
sms/ phone : 0852 0000 6846
Facebook : www.facebook.com/DewiBatikUnik
alamat : jl yos sudarso. Rt.04/04 Wero. Gombong - Kebumen
CIRI KHAS BATIKGUMELEMAN


Batik merupakan warisan budaya bangsa. Batik menumbuhkan jiwa seni yang tinggi dan melahirkan karya-karya putra bangsa yang mewarnai khasanah budaya Indonesia dan telah diakui dunia internasional. Batik memiliki bagian-bagian tersendiri, yang mampu menunjukkan runtutan proses penciptaan yang sangat unik dan memiliki nilai tersendiri.


Banjarnegara adalah salah satu sentra penghasil batik di nusantara, tepatnya terdapat di Kecamatan Susukan yang berbatasan dengan wilayah banyumas. Namun pamor Batik Gumelem  belum semasyhur Batik Pekalongan, Batik Solo atau Batik Banyumas. Di satu sisi kita ingin Batik Gumelem dikenal, digunakan masyarakat umum dengan harga terjangkau, namun di sisi lain kita juga tak ingin kehilangan ciri khas keaslian Batik Tulis Gumelem yang masih memegang pakem.


Bicara Batik Gumelem tak mungkin melewatkan sejarah kemunculannya. Sampai saat ini belum ada penelitian yang secara khusus menguak sejarah Batik Gumelem. Ada beragam versi tentang kemunculan batik di Gumelem. Namun ada dua versi yang banyak dijadikan rujukan bagi pihak-pihak yang ingin tahu banyak tentang Batik Gumelem.


Sentra Batik Gumelem berada di Dukuh Dagaran dan Karangpace (Gumelem Wetan) dan Dukuh Ketandan, Beji dan Kauman (Gumelem Kulon). Masa keemasan Batik Gumelem mengalami penurunan sejalan dengan berubahnya kademangan yang merupakan tanah perdikan (bebas pajak) di bawah pengaruh Kasunanan Surakarta.Status dan wilayah Kademangan berubah karena Surakarta dilanda krisis politik dan pemerintahan, wilayahnya pun lantas dibagi dua menjadi Gumelem Wetan dan Gumelem Kulon. Status kademangan menjadi desa praja.


Keterkaitan sejarah Batik Gumelem dengan Batik Banyumas membuat ciri khas Batik Gumelem sedikit banyak terdapat kesamaan dengan Batik Banyumas.  Sebagai contoh motif kawung, di Gumelem menjadi kawung ceplokan, jahe serimpang, godong lumbu, pring sedapur dan sebagainya. Batik Gumelem juga tidak meninggalkan corak batik klasik khas kraton seperti Sidomukti dan Sidoluhur. Karena jika ditelusuri dalam sejarah, sama halnya dengan batik-batik banyumasan lainnya, batik mulai dikenal di Gumelem sejak Perang Diponegoro saat Pangeran Puger mengungsi ke Banyumas. Kraton yang pada masa itu merupakan pusat segala kegiatan kerajaan, diikuti oleh para punggawa dan budayawan termasuk di dalamnya para seniman batik. Di tempat yang baru tersebut, batik dikembangkan dengan gaya dan selera masyarakat setempat, maka salah satunya munculah Batik Gumelem.


Motif batik di Gumelem sendiri mengalami pembagian dalam dua golongan corak, yaitu klasik dan kontemporer. Corak  klasik antara lain : Pring Sedapur, Gajah Uling, Sungai Serayu, Udan Liris, Jahe Serimpang, Sido Mukti, Grinting, Galaran, Buntelan, Sidoluhur, Ukir Udar, Sekar Jagad, Gabah Wutah, Blaburan, Parang Angkrik, Parang Angkrik Seling, Kopi Pecah. Pada motif kontemporer sudah sedikit banyak perbedaan dengan batik banyumas. Motif kontemporer lebih variatif, mengakomodir kekhasan Banjarnegara, menggunaan pewarnaan yang lebih berani seperti hijau, merah, biru dan warna-warna lain sesuai keinginan, dikerjakan oleh pembatik-pembatik muda, corak relatif jarang-jarang dan besar-besar, satu muka atau dituangkan hanya satu sisi kain, dan dapat disesuaikan dengan order baik waktu pengerjaan, warna maupun harga. Contoh Corak Kontemporer: Sawung Alit, Lumbu Pari, Kawung Ceplokan, Kantil Rinonce, Sekar Tirta, Pilih Tanding, Salak Raja, Sekar Kinasih.
Batik tulis Gumelem yang beraneka warna ini sangat cocok digunakan dalam suasana santai maupun resmi di perkantoran (seragam) dan berbagai kegiatan. Harganya pun relatif murah, yakni berkisar antara Rp170.000 hingga Rp190.000 per lembar.